Jumat, 25 September 2020

Sudah Ku Tarik Garisku

Ini akan jadi upaya kesekian. Menguburmu dalam-dalam. Berusaha menghilangkanmu. Kali ini aku yang mau. Kali ini aku yang sadar. 

Akan ku anggap ini layaknya patah hati yang kesekian kali. Aku sudah hafal rasanya. Sudah maklum dengan rasa pedih perihnya. Aku tidak akan berusaha  lekas sembuh. Akan ku nikmati prosesnya. Sampai habis tak bersisa. 

Sekarang waktunya. Aku tidak bisa tunggu lagi siapku. Sekarang atau begini-begini terus. 

Nanti. Jika kau mau mencari, kau boleh mencari. Jika kau menemukanku, kau boleh datang lagi. Aku yakin, saat itu aku sudah kuat. 

Jikapun kau tak peduli, silakan saja. Sudah ku tarik garisku. 


Na, 25092020

Minggu, 30 Agustus 2020

IMY

 I miss you. I miss the time we spent together, at night under the sky. In front of the cafe we used to visit once in a month. Talking about random things. Especially the impossibility of us. 

I miss you. I miss the hand in hand strolling along the street from my office to the train station after office hour. Your hand stroke along my hair gently. The soft taps on my back, and warm hug on my shoulder. I miss the way we walked the path. No rush, just a slow step. Like a baby learns to count. One, two, three.

Na, 31082020

I Can Wait

I can wait for you. Till you say stop.

I will bring you in my heart, keep you safe down inside. Until you say enough.

I will wait. Hours. Days. Months. Years. Decades. Until you say stop.

It's Okay

There are these words I want to hear from you, while you hug me, while you run your fingers on my hair.

"It's okay, don't worry. All are getting better."

"Take a rest if needed. Take times for yourself. Everything is gonna be just fine."

Is it okay, to rest my head on your cest? For a while, for a while.

Sabtu, 23 Juni 2018

Fading Away

I am taking my bleeding heart away from you.
It's so hard and painful, but I am taking the risk of being broken apart again.
I will cry a river until satisfied. I will let the rains wipe away my sorrow.
I will rise again one day with confidence that I will love you differently,
a love that will not hurt myself.

I will try. Starting from now.

Na - June 15th, 2018

Selasa, 15 Mei 2018

16 Mei dan Kamu

Tahun 1994, kalau nggak salah. Atau awal 1995 gitu? Pokoknya itu sesudah lulus kuliah. Dan sebagai lulusan Pendidikan Ahli Madya Gizi Semarang, Jawa Tengah (hahaha... nggak sekalian ditulis alamat lengkapnya nih, Bu?) yang pada waktu itu notabene bersistem ikatan dinas, yang artinya kami memang disiapkan untuk menjadi pegawai negeri. Nha, salah satu proses yng harus dilalui setiap calon pegawai adalah menjalani screening test. Aku lupa deh istilah resmi negaranya apa. Tapi, seingatku, tes ini adalah salah satu cara bagi negara untuk mengetahui apakah calon abdinya tersangkut dengan peristiwa G30S PKI, PKI atau organisasi terlarang lainnya.

Tes ini dikesankan sebagai tes yang serem. Begitulah yang disampaikan oleh yang sudah melalui tes ini sebelumnya. Kita harus jujur dalam mengisi formulir, betul dalam menjawab setiap pertanyaan dan nggak boleh ragu-ragu. Sedikit salah saja, bisa batal jadi pegawai negeri. Sayang, kan?

Pertanyaannya banyak, tapi normatif sih. Nha, yang bikin bengong itu pas disuruh isi silsilah keluarga. Aku nggak terlalu siap sama materi ini. Ibu menikah lagi setelah beberapa tahun Bapak meninggal. Tentu saja, silsilah keluarga Bapak Ibu kandung adalah pertanyaan inti. Aku kurang paham silsilah keluarga Bapak, apalagi dengan jumlah saudara sebanyak 11, dan Bapak adalah anak nomer dua dari bawah. Maakkkk, aku sama sekali nggak tau Pakdhe/Budhe siapa yang anak nomer satu dan seterusnya. Bahkan nama jelas mereka. Selama ini cuma tau Pakwo Denuri (yang ternyata namanya Zainuri), Pakdhe As, Makwo Mus, Mak Iyam dll dsb yang aku hanya tau nama panggilannya saja. Menyedihkan sih memang, tapi akhirnya masalah terselesaikan dengan beberapa data kurang valid yang aku tuliskan (aku tidak mungkin bilang data fiktif dong hihihi).

Tapi, saat itu ada satu hal yang betul-betul membuatku sangat sedih dan pengen nangis seketika. Aku betul-betul tidak tahu kapan tepatnya Bapak lahir dan kapan Bapak meninggal. Pas di dalam ruangan tes, nggak ada yang bisa ditanyain kan? Aku hanya ingat kalau Bapak kapundhut pas aku umur 4 tahun lebih dikit, pas Lei adikku umur sekitar 4 bulan. Artinya, sekitar Mei 1976 karena Lei lahir Januari 1976. Aku harus cari tanggal nih. Tanggal yang baik, tanggal yang penting dan ada artinya, sehingga kalau kapan-kapan ditanya lagi, aku bakal inget. Tapi, clue tadi kan untuk ancer-ancer tanggal Bapak meninggal, lha terus tanggal lahirnya gimana? Aaahhh biarin deh. Anggap saja deket-deket itu juga. Kita bedain aja tahunnya. Akhirnya, aku putuskan Bapak lahir tahun 1945. Tahun kemerdekaan RI, keren kan. Dan tanggalnya gimana?

Satu-satunya tanggal yang kuingat adalah 16 Mei. Ya,16 Mei. Tanggal ulang tahun kamu. Sorry ya, nggak pakai izin dulu. Soalnya, aku betul-betul cuma ingat kamu aja pas itu. Soalnya kamu cinta pertama. Soalnya aku masih keinget-inget terus rasanya jatuh cinta sama kamu. Saat itu, cuma kamu yang kepikiran sama aku. Semoga kamu nggak keberatan. 

Selamat ulang tahun, Mas. Barakallahu fii umrik. Wishing you nothing but everything best for you and your beloved family.

Selamat ulang tahun, Bapak. Hope to see you in heaven.

Catatan: bukan karena nggak lulus screening test lho, tapi aku batal jadi Pegawai Negeri. Ceritanya panjang sih, lain kali lagi ya.

Senin, 14 Mei 2018

Unrequited Love - Wasting Life?


Falling in love is one of the happiest things in the world. But it can be really lonely and will make you always wanna cry when most of the times you ask yourself: does he need me? Why does he need me in his life? What does he need from me? 

If that so, then you should start considering whether you're feeling insecure with your self or whether you are not sure he loves you. Because there is possibility that you are experiencing an unrequited love. 

You need to be strong and be brave to experience one sided love. Whether it will make you happy or needed or sad or lonely. And your heart will be broken in pieces little by little that when you eventually realize, it's already broken apart. You just have to hang in there.

Let go your hope. Be understanding all the time and always listening. Because you don't know when he will come to you and then leave you again. Whether he will stay for a longer while or just in a glance. Whether he will only say hi or say a full sentence. 

If you are prepared to be lonely and can keep your love as a secret in your whole life, then go for it. Enjoy your one sided love and be happy with it. Otherwise, you have to let yourself be free from it. Just move on and find your self another love. Because you deserve to be happy with someone who will make you believe that he loves you and wants you to be next to him no matter how, instead of be with someone who keeps you waiting.

Na, May 7th, 2018