Selasa, 15 Mei 2018

16 Mei dan Kamu

Tahun 1994, kalau nggak salah. Atau awal 1995 gitu? Pokoknya itu sesudah lulus kuliah. Dan sebagai lulusan Pendidikan Ahli Madya Gizi Semarang, Jawa Tengah (hahaha... nggak sekalian ditulis alamat lengkapnya nih, Bu?) yang pada waktu itu notabene bersistem ikatan dinas, yang artinya kami memang disiapkan untuk menjadi pegawai negeri. Nha, salah satu proses yng harus dilalui setiap calon pegawai adalah menjalani screening test. Aku lupa deh istilah resmi negaranya apa. Tapi, seingatku, tes ini adalah salah satu cara bagi negara untuk mengetahui apakah calon abdinya tersangkut dengan peristiwa G30S PKI, PKI atau organisasi terlarang lainnya.

Tes ini dikesankan sebagai tes yang serem. Begitulah yang disampaikan oleh yang sudah melalui tes ini sebelumnya. Kita harus jujur dalam mengisi formulir, betul dalam menjawab setiap pertanyaan dan nggak boleh ragu-ragu. Sedikit salah saja, bisa batal jadi pegawai negeri. Sayang, kan?

Pertanyaannya banyak, tapi normatif sih. Nha, yang bikin bengong itu pas disuruh isi silsilah keluarga. Aku nggak terlalu siap sama materi ini. Ibu menikah lagi setelah beberapa tahun Bapak meninggal. Tentu saja, silsilah keluarga Bapak Ibu kandung adalah pertanyaan inti. Aku kurang paham silsilah keluarga Bapak, apalagi dengan jumlah saudara sebanyak 11, dan Bapak adalah anak nomer dua dari bawah. Maakkkk, aku sama sekali nggak tau Pakdhe/Budhe siapa yang anak nomer satu dan seterusnya. Bahkan nama jelas mereka. Selama ini cuma tau Pakwo Denuri (yang ternyata namanya Zainuri), Pakdhe As, Makwo Mus, Mak Iyam dll dsb yang aku hanya tau nama panggilannya saja. Menyedihkan sih memang, tapi akhirnya masalah terselesaikan dengan beberapa data kurang valid yang aku tuliskan (aku tidak mungkin bilang data fiktif dong hihihi).

Tapi, saat itu ada satu hal yang betul-betul membuatku sangat sedih dan pengen nangis seketika. Aku betul-betul tidak tahu kapan tepatnya Bapak lahir dan kapan Bapak meninggal. Pas di dalam ruangan tes, nggak ada yang bisa ditanyain kan? Aku hanya ingat kalau Bapak kapundhut pas aku umur 4 tahun lebih dikit, pas Lei adikku umur sekitar 4 bulan. Artinya, sekitar Mei 1976 karena Lei lahir Januari 1976. Aku harus cari tanggal nih. Tanggal yang baik, tanggal yang penting dan ada artinya, sehingga kalau kapan-kapan ditanya lagi, aku bakal inget. Tapi, clue tadi kan untuk ancer-ancer tanggal Bapak meninggal, lha terus tanggal lahirnya gimana? Aaahhh biarin deh. Anggap saja deket-deket itu juga. Kita bedain aja tahunnya. Akhirnya, aku putuskan Bapak lahir tahun 1945. Tahun kemerdekaan RI, keren kan. Dan tanggalnya gimana?

Satu-satunya tanggal yang kuingat adalah 16 Mei. Ya,16 Mei. Tanggal ulang tahun kamu. Sorry ya, nggak pakai izin dulu. Soalnya, aku betul-betul cuma ingat kamu aja pas itu. Soalnya kamu cinta pertama. Soalnya aku masih keinget-inget terus rasanya jatuh cinta sama kamu. Saat itu, cuma kamu yang kepikiran sama aku. Semoga kamu nggak keberatan. 

Selamat ulang tahun, Mas. Barakallahu fii umrik. Wishing you nothing but everything best for you and your beloved family.

Selamat ulang tahun, Bapak. Hope to see you in heaven.

Catatan: bukan karena nggak lulus screening test lho, tapi aku batal jadi Pegawai Negeri. Ceritanya panjang sih, lain kali lagi ya.

Senin, 14 Mei 2018

Unrequited Love - Wasting Life?


Falling in love is one of the happiest things in the world. But it can be really lonely and will make you always wanna cry when most of the times you ask yourself: does he need me? Why does he need me in his life? What does he need from me? 

If that so, then you should start considering whether you're feeling insecure with your self or whether you are not sure he loves you. Because there is possibility that you are experiencing an unrequited love. 

You need to be strong and be brave to experience one sided love. Whether it will make you happy or needed or sad or lonely. And your heart will be broken in pieces little by little that when you eventually realize, it's already broken apart. You just have to hang in there.

Let go your hope. Be understanding all the time and always listening. Because you don't know when he will come to you and then leave you again. Whether he will stay for a longer while or just in a glance. Whether he will only say hi or say a full sentence. 

If you are prepared to be lonely and can keep your love as a secret in your whole life, then go for it. Enjoy your one sided love and be happy with it. Otherwise, you have to let yourself be free from it. Just move on and find your self another love. Because you deserve to be happy with someone who will make you believe that he loves you and wants you to be next to him no matter how, instead of be with someone who keeps you waiting.

Na, May 7th, 2018

Growing Feeling


When I first fell in love with you looong time ago, my heart made certain ways to remember it.

Now years after years later, when life is already different as it is and the hope of us being together is zero, my heart still remembers how to love you easily. Despite all the broken hearts and sadness you brought into my life, what my heart remembers the most is the happiness I feel because of my feeling for you in this life.

I never have any plan to keep you dearly in my heart, but there you are. I don't have any plan to always love you but my heart does. In fact, the love is growing into the direction my head can't control: growing deeper in my heart. But strangely, it feels just fine even when I am so sad to know that it's probably just one sided love.

Well, I know I insanely in love with you since the first time I met you, but at least I know that it is what my heart really wants undoubtedly.

I will just stay as I am now, until one day my heart says otherwise. For me, whatever happen later on, I believe it will be for the best.

Na, May 4th, 2018