Tahun 1994, kalau nggak salah. Atau awal 1995 gitu? Pokoknya itu sesudah lulus kuliah. Dan sebagai lulusan Pendidikan Ahli Madya Gizi Semarang, Jawa Tengah (hahaha... nggak sekalian ditulis alamat lengkapnya nih, Bu?) yang pada waktu itu notabene bersistem ikatan dinas, yang artinya kami memang disiapkan untuk menjadi pegawai negeri. Nha, salah satu proses yng harus dilalui setiap calon pegawai adalah menjalani screening test. Aku lupa deh istilah resmi negaranya apa. Tapi, seingatku, tes ini adalah salah satu cara bagi negara untuk mengetahui apakah calon abdinya tersangkut dengan peristiwa G30S PKI, PKI atau organisasi terlarang lainnya.
Tes ini dikesankan sebagai tes yang serem. Begitulah yang disampaikan oleh yang sudah melalui tes ini sebelumnya. Kita harus jujur dalam mengisi formulir, betul dalam menjawab setiap pertanyaan dan nggak boleh ragu-ragu. Sedikit salah saja, bisa batal jadi pegawai negeri. Sayang, kan?
Pertanyaannya banyak, tapi normatif sih. Nha, yang bikin bengong itu pas disuruh isi silsilah keluarga. Aku nggak terlalu siap sama materi ini. Ibu menikah lagi setelah beberapa tahun Bapak meninggal. Tentu saja, silsilah keluarga Bapak Ibu kandung adalah pertanyaan inti. Aku kurang paham silsilah keluarga Bapak, apalagi dengan jumlah saudara sebanyak 11, dan Bapak adalah anak nomer dua dari bawah. Maakkkk, aku sama sekali nggak tau Pakdhe/Budhe siapa yang anak nomer satu dan seterusnya. Bahkan nama jelas mereka. Selama ini cuma tau Pakwo Denuri (yang ternyata namanya Zainuri), Pakdhe As, Makwo Mus, Mak Iyam dll dsb yang aku hanya tau nama panggilannya saja. Menyedihkan sih memang, tapi akhirnya masalah terselesaikan dengan beberapa data kurang valid yang aku tuliskan (aku tidak mungkin bilang data fiktif dong hihihi).
Tapi, saat itu ada satu hal yang betul-betul membuatku sangat sedih dan pengen nangis seketika. Aku betul-betul tidak tahu kapan tepatnya Bapak lahir dan kapan Bapak meninggal. Pas di dalam ruangan tes, nggak ada yang bisa ditanyain kan? Aku hanya ingat kalau Bapak kapundhut pas aku umur 4 tahun lebih dikit, pas Lei adikku umur sekitar 4 bulan. Artinya, sekitar Mei 1976 karena Lei lahir Januari 1976. Aku harus cari tanggal nih. Tanggal yang baik, tanggal yang penting dan ada artinya, sehingga kalau kapan-kapan ditanya lagi, aku bakal inget. Tapi, clue tadi kan untuk ancer-ancer tanggal Bapak meninggal, lha terus tanggal lahirnya gimana? Aaahhh biarin deh. Anggap saja deket-deket itu juga. Kita bedain aja tahunnya. Akhirnya, aku putuskan Bapak lahir tahun 1945. Tahun kemerdekaan RI, keren kan. Dan tanggalnya gimana?
Satu-satunya tanggal yang kuingat adalah 16 Mei. Ya,16 Mei. Tanggal ulang tahun kamu. Sorry ya, nggak pakai izin dulu. Soalnya, aku betul-betul cuma ingat kamu aja pas itu. Soalnya kamu cinta pertama. Soalnya aku masih keinget-inget terus rasanya jatuh cinta sama kamu. Saat itu, cuma kamu yang kepikiran sama aku. Semoga kamu nggak keberatan.
Selamat ulang tahun, Mas. Barakallahu fii umrik. Wishing you nothing but everything best for you and your beloved family.
Selamat ulang tahun, Bapak. Hope to see you in heaven.
Catatan: bukan karena nggak lulus screening test lho, tapi aku batal jadi Pegawai Negeri. Ceritanya panjang sih, lain kali lagi ya.